LEADERSHIP FOR TEENS - Kelas Online Membangun Karakter Untuk SMP Dan SMA

5 Karakter Dasar Yang Wajib Anak-Anak Miliki

Pertama, Jujur. Apa arti anak yang jujur menurut Anda?

Anak jujur itu adalah anak yang berani mengatakan apa yang dia pikirkan. Jangan salah loh. Tidak tiap anak berani mengatakan apa yang terdapat di dalam pikirannya. Kenapa ini terjadi?

Karena dia takut salah. Takut orang tuanya marah dan tidak lagi mempercayainya.

Apa dampak anak yang tidak jujur?

Imbas anak yang tidak jujur adalah dia kesulitan menyampaikan pemikirannya. Ia susah menyatakan isi hatinya. Cenderung diam, alias menunggu perintah. Plus kurang inisiatif, atau sederhananya tidak memiliki ide.

Anak yang tidak jujur merasa takut untuk mencoba hal baru. Kurang senang dengan perubahan karena ia takut menghadapinya. Dan tidak mengetahui bagaimana cara menyikapinya.

Kedua, Tanggung-Jawab. Apa arti anak yang bertanggung-jawab?

Anak yang bertanggung- jawab adalah anak yang melakukan apa yang dia ucapkan. Maksudnya apabila dia telah berkomitmen melaksanakan sesuatu, ia lakukan itu tanpa harus kita dorong.

Luar biasanya, tipe anak yang bertanggung jawab ini, bila ia belum dapat penuhi janjinya ataupun belum bisa melakukannya, ia berani menyatakan kondisi apa adanya. Tidak menutupinya apalagi membohongi kita, teman- temannya ataupun orang- orang di sekitarnya.

Anak yang bertanggung- jawab ini berani meminta maaf pada saat merasa dirinya melakukan kesalahan. Hebat, ya!

Masalahnya, tidak semua anak mempunyai rasa tanggung- jawab sejak dini. dia cenderung menyalahkan situasi atau orang lain. Wah, bahaya juga ya!

Apa dampaknya jika anak kurang bertanggung-jawab?

Dampak anak yang kurang bertanggung- jawab adalah ia menjadi sulit menyesuaikan diri. Kurang gigih alias gampang menyerah. Tidak mudah meminta maaf apalagi mengakui kesalahan ia lakukan. Cenderung menyalahkan orang lain atau bahasa kerennya lempar batu sembunyi tangan.

Nah jika sikap ini diabaikan, ia bisa menjadi seorang yang sulit diandalkan. Khususnya di pekerjaan.

Ketiga, Peduli. Apa arti anak yang peduli?

Anak yang peduli adalah anak yang dapat memahami kebutuhan orang lain. Nah anak yang memiliki kepedulian yang tinggi ini cenderung memiliki kecerdasan emosi atau EQ (emotional quotient) yang tinggi.

Nah kabar baiknya nih, anak- anak yang sejak dini mempunyai kecerdasan emosi tinggi ini memiliki masa depan dan karir yang cemerlang. Sebab ia mampu memanage dirinya sendiri sekaligus memahami dan mengerti pemikiran orang lain.

Apa dampaknya jika anak kurang peduli?

Dampak anak yang kurang peduli adalah bersifat individualistis/ egois, tidak mau tahu kondisi atau kesulitan orang lain. Mau menangnya sendiri. Menuntut orang lain untuk memahaminya. Dan bukan sebalikannya.

Anak yang kurang peduli ini sulit dalam menerima opini apalagi nasihat orang lain. Kurang komunikatif. Dan dalam membangun komunikasi ia lebih pada satu arah.

Pertanyaannya kenapa ini dapat terjadi? Karena ia kesusahan memahami kebutuhan orang lain yang sesungguhnya. Wah!

Keempat, Mandiri. Apa arti anak yang mandiri?

Anak yang mandiri adalah anak yang sanggup mengambil keputusan tentang apa yang ia ingin lakukan. Tidak selalu bergantung pada orang lain. Dan dapat melakukannya sendiri.

Tahu apa yang ia inginkan. Anak mandiri ini tahu betul apa yang sebenarnya ia mau. Berani mengambil keputusan. Lebih kerennya lagi, ia tidak khawatir dengan persepsi orang lain. Bahasa sederhananya, dia tidak peduli dengan apa kata orang. Yang ia pedulikan adalah bagaimana caranya ia bisa melakukan apa yang ia mau.

Optimis dan pekerja keras. Ya, anak mandiri cenderung optimis, pantang menyerah terlebih putus asa dalam menggapai impian yang ia cita- citakan.

Berani mengambil keputusan. Anak mandiri ini tahu betul apa yang sebenarnya ia mau. Berani mengambil keputusan. Lebih kerennya lagi, ia tidak khawatir dengan persepsi orang lain. Bahasa sederhananya, ia tidak peduli dengan apa kata orang. Yang ia pedulikan adalah bagaimana caranya ia bisa melakukan apa yang ia mau.

Hanya saja tidak semua anak bisa mandiri sejak dini. Ia cenderung bergantung pada orang- orang di sekitarnya, khususnya kita selaku orang tua. Sehingga ia selalu menunggu keputusan bahkan dorongan kita sebagai orang tuanya. Repot, kan!

Apa dampaknya jika anak kurang mandiri?

Dampak anak yang kurang mandiri adalah ia selalu bergantung pada orang lain. Kemana ia pergi, tidak bisa melakukan sendiri. Saat ada tugas sekolah, ia tidak mampu mengerjakan sendiri.

Lebih bahayanya lagi, anak yang kurang mandiri tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Mudah menyerah pada keadaan. Dan selalu menyalahkan situasi atau orang lain daripada dirinya sendiri.

Kelima, Rasa Percaya Diri. Apa arti anak yang percaya diri?

Anak yang percaya diri adalah anak yang yakin pada dirinya sendiri atas kemampuan yang ia punya. Baik itu kemampuan soft skills maupun hard skills. Anak yang mempunyai rasa percaya diri ini cenderung berpikir terbuka. Menerima bahkan senang dengan perubahan.

Catat, ya! Anak yang percaya diri ini memiliki keahlian untuk mengukur dirinya. Mampu tidaknya ia menghadapi tantangan ataupun permasalahan.

Kerennya, anak yang percaya diri memiliki jiwa optimis. Suka tantangan serta suka belajar hal baru. Mudah menyesuaikan diri baik di lingkungan baru maupun kondisi sulit sekalipun.

Luar biasanya lagi, jika ia merasa tidak sanggup menghadapinya, hal tersebut tidak membuatnya patah arang maupun putus asa. Sebaliknya. Ia berusaha mencari seribu cara untuk menghadapinya, menundukkanya serta jadi pemenangnya.

Ia juga berani melakukan hal baru serta unik bahkan yang tidak umum sekalipun. Tidak sibuk memikirkan apa kata orang namun fokus mencapai apa yang ia inginkan. Super, kan?

Apa dampaknya jika anak kurang percaya diri?

Dampak anak yang kurang percaya diri ini sangat besar sekali. Pertama, ia tidak yakin pada dirinya sendiri. Tidak percaya pada kemampuannya. Dan tidak memiliki keyakinan pada dirinya sendiri. Meski seadaianya ia sanggup bahkan cerdas sekalipun.

Anak yang kurang percaya diri ini juga sulit untuk mempercayai orang lain loh. Oleh karena itu dalam membangun hubungan dan komunikasi, ia menghadapi banyak kesulitan. Kalau ia saja tidak bisa percaya pada dirinya sendiri, bagaimana mungkin bisa percaya pada orang lain?

Nah, setelah berbicara panjang lebar mengenai 5 karakter dasar, kita semakin menyadari betapa pentingnya untuk membangun kelima karakter tersebut sejak dini. Kita sepakat bahwa membangun karakter anak sejak dini adalah jawabannya!